ESAI

Esai

Ungkapan "Gak Maen"!

        Istilah Jawa ini begitu populer dan sering dikatakan orang terutama didaerah jawa timur termasuk tempat saya di Surabaya, “gak maen” secara bahasa indonesia bisa artikan "tidak main" yang artinya terpisah antara “tidak” yang sudah jelas artinya dan “main” adalah main atau bermain dimana “main” disini mempunyai arti yang serius artinya suatu tindakan yang melakukan sesuatu yang serius contoh ,” Ton kamu nanti jadi main band tidak ,? Dan kalaupun jawabanya tidak ya tidak mengapa atau tidak mengandung suatu kesalahan apa apa, dan yang bertanya akan menyimpulkan bahwa si Tono memang tidak bisa main karena suatu sebab, bisa jadi karena memang tidak bisa atau tidak biasa memainkan alat musik atau hal yang mendukung untuk  main dalam penampilan band dengan kata lain Tono “tidak bisa” main band mungkin ia bisa main permainan atau aktifitas yang lain, dan ini adalah hal biasa bukan sesuatu yg luar biasa yang tidak menyebabkan kekecewaan sipenanya, hanya hal “bisa atau tidak” saja.
Lain lagi ketika ini kalau dibahasakan dalam bahasa jawa timuran, "gak maen" artinya lebih luas lagi yaitu sesuatu tindakan atau perlakuan yang tidak sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan dan berakibat pada kekecewaan atau bisa juga ungkapan penyesalan terhadap suatu keadaan yang tidak konsisten terhadap sebuah komitmen, “gak maen” adalah pelampiasan teguran secara lisan terhadap ketidak sesuaian itu, hingga menghasilkan suatu kepuasan rasa ketika kita ucapkan kata “Gak maen” itu untuk mengungkapkan perasaan kecewa, ini adalah ungkapan cukup halus yang mengena dikalangan masyarakat jawa timur artinya ungkapan ini ringan tetapi berdampak lumayan membuat sedikit rasa kecewa tersalurkan dengan mengumpat kata "gak maen" sedangkan bagi penerima kata ini, mereka akan sangat paham dengan substansi yang dimaksud, yaitu sebuah teguran atau kritikan untuk berbuat sesuatu yang lebih baik dan tidak mengulangi hal-hal yang “gak maen” tersebut, sehingga bisa "maen" nantinya.
Kata “gak maen” ini dulu sewaktu saya masih kecil belum begitu luas penggunaannya, masih terbatas pada ungkapan yang memang berhubungan dengan "ketidak maenan" sesuatu yang memang ditunggu tunggu, seperti waktu sekitar tahun 80 an banyak sekali bioskop bioskop (orang jawa mengatakan bioskop dengan istilah “biskop” ) kecil bertarif murah berlokasi di dekat kampong-kampung termasuk kampung saya, bioskop itu biasanya memainkan film film India, Warkop dan film dari bang haji Rhoma irama, setiap sabtu dan malam liburan penduduk kampung berbondong-bondong untuk melihat film yang difavoritkan, Karena biasanya satu atau dua hari sebelumnya sudah di promosikan melalui pengeras suara dengan mobil terbuka dan menyebarkan brosur ke kampung-kampung terdekat sehingga orang-orang sangat antusias bahkan dengan tidak sabar mereka sudah bergerombol membentuk kelompok-kelompok kecil sambil membawa brosur untuk berdiskusi, membikin janji menonton bareng, karena memang disamping harganya sangat murah film yang dipromosikan sangatlah heboh dengan brosur bergambar syur menggiurkan dan bikin penasaran, tetapi apa dikata ketika waktunya tiba dan orang sudah membludak didalam yang disuguhkan adalah film yang tidak seperti yang di promosikan, bisa ditebak suasana jadi gaduh mereka pada protes dan jawaban “karyawan” atau biasanya dihandle oleh keamanan atau lebih tepatnya preman yang ditugaskan untuk menjaga ketertiban bioskop seperti biasa,"bapak-bapak, ibu-ibu dan adik-adik mohon maaf, filmnya yang seharusnya belum datang terpaksa diganti dengan film lain, “ …"Uhhhhh semua penonton kecewa, dan sepanjang pemutaran film, yang terjadi adalah banyak benda asing berseliweran diudara, orang-orang saling lempar bekal makanan ada nasi, kacang, tahu, tempe sampai celana dalam pun dilempar dalam bioskop (bayangkan sejenak kalau sampai anda didalam dan kebetulan dapat yang celana dalam itu … hehehe ), dan kalau sudah begitu lampu tiba tiba akan dinyalakan oleh pihak bioskop sehingga akan sedikit meredam suasana krodit yang terjadi,  karena dengan nyala lampu yang terang orang-orang jadi malu dan segan untuk melempar sesuatu apalagi untuk mengulang sukses  melempar celana dalam lagi hehehe.. rasanya tidak mungkin,
 Selanjutnya orang orang keluar dengan perasaan yang tidak puas, merekapun kompak melakukan koor dan teriak " biskope gak maen, duweke balekno " terus begitu berulang-ulang dan membahana sambil melakukan long march beriringan mereka keluar bioskop, menuju pulang persis demo mahasiswa atau jangan-jangan kejadian ini salah satu inspirasi mahasiswa dalam melakukan demo juga…?, disepanjang jalan mereka terus koor " biskope gak maen duwekke balekno..!”, biskope gak maen duwekke balekno ...!”, Terus begitu sampai pulang kerumah masing masing, dan itu terulang kembali diminggu minggu berikutnya uniknya orang kampung tidak pernah merasa bosan untuk mengharapkan tontonan seperti yang diharapkan meski jarang terwujud mungkin karena memang hiburan yang paling  “gaul” ketika itu.
Dari situlah apabila  ada sesuatu tindakan atau prestasi yang  tidak sesuai dengan harapan banyak orang tua waktu itu menggunakan ungkapan itu pada anaknya, “wah gak maen koen iku, mosok ngunu ae gak iso,!” ( wah saya kecewa dengan kamu itu, masa gitu aja kok gak bisa ), ketika anaknya tidak bisa atau tidak berminat pada sesuatu yang diharapkan oleh orang tuanya, dan sampai sekarang istilah itu berkembang hingga apapun yang tidak sesuai dengan pengharapan, inkonsistensi, tidak komitmen, mencla-mencle, mblenjani, ngapusi, ngayelke, kaspo dan lain sebagainya yang berhubungan dengan ketidak sesuaian pasti akan keluar komentar "gak maen”!! atau "Wes wes gak maen blas,” !! Itu ungkapan untuk yang memang bener bener mengecewakan bingits… kata anak anak gaul jaman sekarang.
Ya sudah yang “gak maen” silahkan menjalankan “ketidak maenannya”, dan kalau kita sekarang kebetulan berada ditengah tengah “ketidak maenan itu”, mari sama berdoa agar segera dilepaskan dan menuju tempat atau keadaan yang “maen”.
Semoga terhibur dengan Ketidak maenan tulisan ini terus iklash dan sabar


Salam ASU

Aku Sayang kamU

Original by
Lutfiwidyan.blogspot.com



04/02/2016



Hilangnya pecel Madiun

Entah sudah kesekian kalimya perjalanan ke Yogya, dan untuk kesekian kalinya juga harapan pupus ketika kereta berhenti di Madiun, tidak ada penjual pecel satupun yg bisa ku temui, terakhir waktu itu masih sempat mendapatkan beberapa bungkus pecel mungkin dua tahun yg lalu itupun dengan perjuangan yang tidak mudah harus berlari dan mengatur strategi, bersana teman seperjalanan saya berpencar arah, menghadang berusaha untuk menemukan pedagang nasi pecel dan ... berhasil ! luar biasa !
Ternyata salah satu dari kami mendapatkan barang tersebut meski sempat kami menunggu dengan H2C harap harap cemas, karena teman kami yang satu belum juga kembali ke tempat duduk sedang kereta mulai melaju, beberapa waktu kemudian datanglah teman yang kami tunggu, ia datang dari arah gerbong belakang dengan ngos ngosan terlihat didekapannya  beberapa bungkusan harapan, disela nafasnya ia menceritakan betapa heroiknya dia mendapatkan pecel idaman.
Teman kami ini sempat keluar agak jauh dari kereta karena ia melihat pada pagar belakang ada beberapa tangan melambai dengan teriakan histeris menawarkan pecel yang kami cari, diapun nekat menjahui kereta, berlari dan menghampiri, setelah melakukan transaksi segera kembali dan naik melalui gerbong paling belakang, wuih..bangga sekali terlihat diraut wajah teman saya ini dapat memperoleh nasi pecel yang sudah kami bahas atas usulan perut kami yang lapar sejak kereta berangkat dari Surabaya menuju Yogyakarta, langsung saja kami buka bungkusnya, aromanya segera menyebar dalam gerbong, hmmmm...sedap dan harum mengundang rasa lapar kami semakin menjadi jadi, cacing diperut sudah berteriak melakukan aksi demo besar besaran dengan membawa spanduk bertuliskan “ segera masukkan pecel ketenggorokan atau kami akan anarkhis “ untuk meredam aksi cacing diperut kami segera memenuhi tuntutannya dengan menyantap pecel legenda ini.
Tetapi apa yang terjadi dengan penumpang lain ? mereka juga menghirup aroma itu, mereka merasakan kenikmatan itu,  macam macam cara mereka mengekspresikan untuk mengapresiasi rasa suka mereka dengan pecel kami, ada yg hanya melirik sambil menarik nafas lebih dalam mencoba merasakan bau harum dan sedapnya pecel yang kami makan meski tidak ikut merasakan, sementara ada yang tidak sugkan langsung menanyakan kepada kami "ehmm.., enak ya mas pecelnya, dapat dari mana tadi ? saya juga menunggu kok tidak ada yang tampak penjualnya'" aku hanya tersenyum tidak menjawab karena saya pikir dengan menjawab akan membuat luka hati orang orang yg tidak mendapatkan pecel ini semakin menganga, sementara untuk berbagi tidak memungkinkan karena hanya satu bungkus jatah yang harus saya makan.
Saya jadi berpikir kenapa pecel yg nota bene sudah menjadi ciri khas dan salah satu tujuan sekunder ketika orang memutuskan untuk naik kereta ke Yogya, salah satunya adalah bisa mencicipi nasi pecel dengan bungkus daun pisang yang sedap ini malah dihilangkan ? dan dilarang berjualan, apakah ini menjadi pesaing yang membahayakan terhadap apa yg dijual oleh pihak KA selaku pengelola restauran dalam kereta ? Saya tidak habis pikir kenapa tidak diakomodasi saja menjadi salah satu menu dalam restauran KA, sehingga penumpang masih bisa menikmati pecel yang sudah melegenda ini dengan rasa yg tetap sama, artinya pihak KA tinggal memilih salah satu atau beberapa penjual untuk memasukkan pecelnya melalui pihak restauran dan pihak restauran yg akan menjual kembali kepada penumpang dengan beberapa biaya tanbahan dan saya yakin para penumpang akan menyambut ini dengan gembira karena yang namanya makanan kalau sudah cocok dengan selera kita harga akan menjadi nomer dua yang pertama isi dompet hehehehe.., toh selama ini pihak KA dalam menjual makanan dan minuman juga tidak murah dan jangan sedih secara rasa kurang memuaskan, dipihak pecelpun mereka akan merasa kerja sama itu merupakan win win solutions, karena bagi mereka dengan begitu dapur rumah akan terus mengebul seperti asap kereta uap tempo dulu.
Sedang bagi pihak KA juga akan lebih dianggap sebagai perusahaan yang kreatif dan inovatif dapat meningkatkan pelayanan dengan baik, KA dan lingkungan menjadi lebih tertib tetapi tidak menghilangkan pekerjaan atau rejeki orang lain.
Mungkin juga hal yang sederhana ini mereka juga sudah pikirkan tetapi mungkin ada pertimbangan lain yang akhirnya hal itu tidak  pernah terjadi ( politisasi pecel ? ) atau mungkin begitu remehnya “ sipecel “ ini ? dan juga tidak ada semacam dukungan unjuk rasa yang heroik dari para penumpang untuk mempertahankan keberadaan pecel madiun seperti yang dilakukan masyarakat ketika menolak terhadap keputusan mentri untuk menghentikan operasional “Gojek” waktu lalu, ataukah hanya saya dan beberapa teman pecinta pecel madiun ini saja yg merasa kehilangan ? Ataukah jangan jangan ada unsur politik yg menyertai keberadaan pecel di stasiun madiun ini, sehingga begitu beratnya memutuskan hal hal dimana kepuasan pelanggan dapat terpenuhi meski kecil tetapi berarti.
Selain mengilangkan nafkah sebagian penjual pecel yang tentunya mereka sudah banyak pelanggan dan bisa jadi turun temurun, nah ! apalagi bicara turun temurun, satu lagi yang dihilangkan oleh pihak KA bahwa mereka juga memutuskan hirarki yang turun temurun tersebut dan menghilangkan tali persahabatan antar penjual dan pembeli, dan ini bisa disebut sebagai pemutus silaturahim, nah loh ! wallahualam bisawab


Salam ASU – Art of surabaya


Lutfiwidyan.blogspot.com


Antara Manusia, Setan dan istilah “Ngopi disek jek gak salah paham”

Konon hidup ini bermula dari salah paham,  ini menurut pemikiran saya, Pemikiran yang paling sederhana ketika saya mengartikan kata salah paham ini yang menurut saya adalah bermakna yang sangat dalam, salah paham kalau saya definisikan adalah salah mengartikan sesuatu perintah atau anjuran atau aturan baik secara lisan maupun tertulis, dan salah paham ini yang menjadikan manusia ada sampai sekarang, setuju atau tidak terserah pembaca menyingkapinya karena dengan salah paham nabi Adam harus turun diusir oleh Allah ke bumi untuk memulai hidup baru sebagai manusia dan beranak pinak sampai sekarang hanya karena salah paham beliau juga harus rela melakoni hidup yang jauh lebih sengsara dibandingkan kehidupan yang serba enak di syurga.
Salah paham juga bisa berarti bahwa orang belum benar benar mengerti atau berwawasan yang tidak cukup untuk menerima suatu pernyataan apakah ini rayuan, bujukan atau bahkan menyesatkan dan bisa dibilang Nabi Adam termasuk yang tidak bisa membedakan itu, coba kalau waktu itu di syurga sudah ada istilah “Ngopi disek jek gak salah paham”
mungkin syetan akan tidak mudah membujuk nabi Adam karena pastilah beliau akan segera meminta pelayan untuk membuatkan kopi sebelum memutuskan apakah syetan ini benar atau salah .

Munculnya istilah istilah untuk menghindari salah paham ini adalah fenomena dimana jaman sekarang salah paham sudah dijadikan alat pembenaran melakukan suatu tindakan yang merugikan orang lain, bahkan bisa menghilangkan nyawa orang lain dengan dalih salah paham, juga kejadian yang sudah ada rekamannya saja masih saja dijelaskan bahwa orang yang mendengarkan yang salah paham “maksutnya bukan begitu..bla...bla,..”, ada lagi contoh sudah ketahuan ada rekaman videonya masih juga berkilah bahwa itu salah paham orang yang melihatnya “..maksut saya bukan begitu..bla..bla.., kilahnya tapi begituan .. halah” !, ketika kejadian kejadian yang berlandaskan salah paham semakin tidak terkendali secara otomatis kegelisahan kita menjadikan otak kita berfikir untuk terus menghindari kesalahpahaman itu sendiri sehingga banyak istilah yang meringankan atau memperingatkan orang untuk tidak “grusa grusu “ dalam mengambil keputusan sampai akhirnya tercetus kata kata “ ngopi disek jek gak salah paham” yang artinya ngopi dulu biar tidak salah paham, arti kata ini begitu dalam, dalam adat jawa “ngopi” adalah tindakan dimana menikmati suatu hidangan minuman dengan beberapa persyaratan yang harus terpenuhi sehingga mendapatkan suatu kenikmatan yang sesuai dengan yang diharapkan, dimulai dari menggoreng kopi mentah menjadi biji kopi yang siap untuk ditumbuk artinya adalah mempersiapkan rumusan yang akan kita jalani dikehidupan ini, yang selanjutnya adalah menumbuk biji kopi menjadi bubuk kopi adalah kurang lebih kepada bahwa rumusan masalah harus dilebur agar menjadi pokok masalah yang harus segera difikirkan atau didiskusikan agar mudah untuk memcahkan solusinya, selanjutnya adalah dalam perhidangan untuk ngopi pada jaman dulu adalah harus diramu dengan air mendidih (kalau jaman sekarang sudah ada es kopi dll ) dan dihidangkan pada waktu panas, maksutnya adalah biar orang ketika mau ngopi memang harus sabar menunggu sampai kopi panas ini menjadi hangat dan siap diminum, sementara waktu menunggu kopi panas menjadi hangat kita disuruh untuk merenung dan berfikir merencanakan dan mengevaluasi yang tentang pokok masalah yang akan dikerjakan, kita hadapi atau yang sudah dikerjakan dan keputusan untuk melakukan sesuatu akan terjadi, akan terjadi pertimbangan lagi ketika sudah menyeruput kopi yang sudah hangat disitu akan merasakan ada pahit dan manis pada saat seruputan terjadi itu adalah tanda bahwa keputusan yang akan dibuat harus ada pertimbangan pahit dan manisnya karena pada dasarnya hidup adalah pahit dan manis sehingga ada peringatan kedua ketika kita harus atau akan memutuskan sesuatu terhadap diri kita, dan ketika kopi sudah habis dicangkir akan menyisakan “letek” atau ampas yang bisa berarti bahwa tidak semua keputusan atau kejadian tidak menyisakan masalah pasti ada, tinggal apakah masalah itu berarti baik atau berarti buruk buat kita.
Dari situ bahwa istilah “ngopi disek jek gak salah paham” adalah peringatan untuk hidup yang sekarang, hidup yang penuh dengan perilaku perilaku yang benar benar tidak bisa diperkiran dengan tidak hanya melihat dari kasat mata atau dengan hanya percaya ucapan dimulut saja tetapi harus dengan pemikiran dan pertimbangan yang matang sehingga apa yang akan terjadi kalaulah terjadi hal yang buruk tidaklah terlalu parah karena kita sudah ngopi untuk tidak salah paham.
“ngopi” ini adalah ungkapan bukan berarti bagi sebagian kita yang tidak ngopi atau yang tidak bisa minum kopi gampang sekali untuk disalah pahami, kenapa kopi karena ungkapan waktu yang paling pas untuk berfikir sesuatu adalah sama dengan waktu dimana kita sedang ngopi artinya tidaklah terburu buru karena harus melewati beberapa tahap tadi goreng, tumbuk, rebus, panas, hangat dan minum sehingga perbandingan lama waktu ngopi tersebut disepakati bersama adalah waktu yang pas untuk kita berfikir apa yang sebaiknya kita akan lakukan.
Fenomena ini diharapkan berbuah positif untuk masyarakat luas agar lebih mengerti dengan apa yang dimaksut dengan tidak “grusa grusu” dalam memutuskan sesuatu.
ini berbeda dengan golongan syetan karena bagi mereka fenomena ini menyebabkan kerja mereka dalam membuat ketidakpahaman manusia menjadi semakin keras, bagi para syetan istilah “ngopi disek jek gak salah paham” dijadikan sebagai istilah terburuk dalam khasanah persyetanan karena dianggap mempengaruhi manusia untuk berfikir ulang dan berfikir ulang dalam memutuskan bujukannya.
Karena menurut data statistik syetan gara gara istilah yang berkembang tahun tahun ini target mereka dalam meng “gagal paham’kan manusia turun drastis, sudah ada beberapa cara dari team marketing syetan untuk mengelabui manusia agar tidak ngopi lama lama sehingga tidak ada waktu berfikir lagi dalam memutuskan sesuatu yang ditawarkan oleh syetan salah satunya adalah mereka menciptakan kopi yang bisa diseduh dengan air dingin dan kopi yang langsung diminum secara instan ( hah ! ini termasuk produk inovasi dari syetan ?”, awas jangan salah paham dengan pernyataan itu ..dipikir dulu ), juga program refreshing dan tranning ulang serta memberikan motivasi langsung dari komandan syetan dengan menceritakan bagaimana kesuksesan dia bersama team dalam membujuk Nabi Adam sehingga salah paham dan harus diusir ke bumi, luar biasa itu prestasi tertingi syetan disepanjang karirnya.
Program program tersebut sedikit menolong syetan dalam membangkitkan semangatnya kembali dalam misi membuat manusia selalu salah paham, tetap ada satu hal yang membuat mereka sangat gelisah pada akhir akhir ini ketika efek dari istilah “ngopi disek jek gak salah paham” ini sudah terlihat jelas,
yang mereka takutkan adalah ketika mereka harus menunggu mangsa manusia untuk digoda dan dibujukknya, dalam waktu menunggu ini mereka akan mengalami  gejala Anxiety yaitu kegelisahan atau kecemasan yang luar biasa dan takut akan bahayanya jika mereka terlalu lama menunggu, karena sudah tidak ada tempat yang aman untuk menunggu, dimana mana, rumah kosong, bawah pohon, tempat gelap, bawah jembatan layang, bantaran kali, jalan raya bahkan kuburan semuanya sudah didirikan bangunan yang bertuliskan warkop “GIRAS”
sekian dulu jangan lupa mari kita berdoa supaya filosofi “ngopi disek jek gak salah paham” membawa kesadaran moral kita semakin tinggi dan semakin peduli terhadap sesama, dan tak lupa juga kita doakan para syetan untuk tidak “salah paham “ dalam menyingkapi fenomena ini, toh ini juga demi kebaikan manusia dan mungkin setan juga ...

Salam ASU – Art of surabaya

Lutfiwidyan.blogspot.com
Surabaya, 16 Desember 2015




Kembali Pergi

Pergilah tanpa ragu keluar pintu segera kejalan bergabung dengan pejuang mencari nasi, jagung dan lauknya, bergerak tanpa ragu tidak perlu malu sampaikan saja salammu kepada semua orang yang kau temui nanti dengan senyum terkembang mata berbinar, bicaralah dengan santai tunjukan bahwa hidupmu bahagia sangat bahagia agar mereka menyangka kamu memang orang yang tidak berkesusahan sehingga membuat mereka percaya akan salam salammu dan akan memberikan beberapa keuntungan untuk kamu, untuk kita, untuk orang orang yang kita tinggalkan di rumah, jangan kembali sebelum pergi karena kita harus berarti, apapun itu tidak cukup untuk hari ini besok kita kembali pergi tanpa ragu.
Tanpa ragu kembali pergi mengais rejeki sederhana saja pergi berniat kembali dengan rejeki, dapat dan tidak, sedikit atau berlimpah tergantung hari, yang penting pergi saja dan mencari, bergabung, berjibaku, putar otak peras otot kerahkan seluruh kekuatan batin dan jasmani untuk tetap mencari barang satu hari, satu minggu, satu bulan atau tahunan terus mencari dan kembali setelah pergi, yang dirumah sudah mendoakan kita pergi, mencari dan kembali membawa hasil pergi, banyak sedikit mereka tetap berdoa tulus untuk kita agar kembali.
Mendoakan kita pergi dengan selamat kembali membawa berkat, mereka berdoa agar kita tidak pergi lama cepat kembali banyak atau sedikit yang terbawa mereka iklash nerima, mereka tidak mau kita pergi lama untuk hasil yang sempurna, sedikit tetapi bersahaja setelah pergi kembali masih sendiri tidak membawa pasangan lagi tidak membentuk keluarga lagi buat apa lama dan banyak kalau hanya untuk dibagi lagi begitu harapan mereka orang orang rumah.

Ada juga harapan tidak perlu pergi tetapi semua sudah tercukupi, oleh orang tua dan keturunan yang berlimpah, ada sebagian kita lelaki menikmati itu dengan bahagia sekali ada sebagian kita pura pura susah dengan keadaan seperti itu tetapi menikmati, ketika bertemu dengan mantan pacar seolah lebay dan menjadi yang terbuang dengan mengatakan “hidupku tidak bahagia, mereka tidak menghargai usahaku mentang mentang keturunan gelimang harta”, pada kamu aku merasakan hidupku berguna” dan bla bla bla ... obladi ...oblada... tujuannya hanya untuk selingkuh saja merasakan kenikmatan lain yang selama ini sudah cukup bosan Dia rasakan tetapi untuk membeli jajanan diluaran tidaklah cukup permodalan, sebagian lagi ada yang memang benar benar tidak mau, semuanya harus dicukupi mereka memilih mengambil manfaat untuk dijadikan dukungan usaha yang akan dijalankan ataupun masih menggunakan otak profesionalnya untuk bekerja dan menjadi profesional di perusahan perusahan yang ada.
Semua ada di kita sebagian sebagian itu adalah kita, yang memang serba kekuarangan tidak pernah mau tau tentang kelebihan, yang setiap hari kita hitung kerugian yang tidak pernah impas, kekurangan yang tidak pernah lebih, itulah kita dengan segala kekurangan dan kekurangannya.
Tetaplah pergi untuk kembali mewujudkan cita cita sederhana kita, sesederhana ketika Tuhan ikut berperan pada daun yang jatuh ketanah, sederhana tetapi kekal maknanya bahwa pergi untuk mencari rejeki itu tidak ada waktu batasan kapan berhenti selagi ada angin mengiringi selama itu kita akan kembali pergi dan kembali untuk hidup yang sederhana ini.
Hidup ini sederhana ketika kita dilahirkan tanpa diskusi yang panjang tanpa penawaran apakah kita mau atau tidak dipilih untuk lahir didunia, tugas kita waktu itu hanya memindahkan pernafasan dari pusar pindah ke paru paru melalui hidung dan menangis sekeras kerasnya, setelah itu kita sudah diberi label baru sebagai manusia yang sederhana tanpa baju tanpa apa apa, sebentar kemudian kita sudah dibagi seragam yaitu seragam manusia dari kain yang menempel dibadan yang akan kita kenakan hingga kita dewasa nanti seragam itu juga sebagai pedoman bahwa kalau kita masih disebut sebagai manusia normal versi manusia, kita harus terus memakai seragam kain itu kemanapun kita pergi, karena ketika ada manusia tidak memakai seragamnya dan kebetulan itu pada keramaian manusia berkumpul mereka bisa dikatakan sebagai manusia yang tidak normal atau dalam bahasa lain disebut “gila”, saya jadi berfikir apakah benar sebutan tidak normal dan gila ditujukan ada orang tersebut ketika mereka hanya berbeda seragam saja atau hanya berbeda pada yang satu memakai dan yang satu tidak memakai ? padahal mereka juga menganut ilmu kembali pergi dan kembali untuk rejeki untuk hidup dirinya sendiri dan mungkin saja untuk orang yang dirumah yang lagi menunggu juga. Ataukah karena kita yang terlalu sederhana sebagai manusia sehingga dengan sangat sederhana juga menuduh mereka yang minoritas dengan julukan tidak normal atau gila, kalau memang iya begini kejadiannya artinya saya bisa juga menyebut apa apa yang sedikit dan tidak banyak orang mengikuti atau melakukan bisa saya sebut juga dengan tidak normal atau “gila”?
Senang sekali kalau semua sepakat begitu, jadi sederhananya hidup memang kenyataan yang ada, karena hanya ada dua istilah yang banyak disebut normal yang lebih sedikit disebut tidak normal, nanti pada waktunya ketika yang sedikit ini tiba tiba mendapat dukungan dan menjadi banyak maka dengan rela hati yang tadinya disebut normal bisa jadi giliran disebut tidak normal.
obladi ...oblada apa yang sedang terjadi ya ?
Tetaplah pergi apapun yang terjadi bahkan sekalipun kamu termasuk golongan yang ‘tidak normal” tetapi jangan egois memikirkan dirimu atau kita sendiri ciri ciri kalau kita egois adalah ketika kita dikategorikan pada posisi tidak normal kita marah mau melawan tetapi tidak mungkin karena tidak umum dan pasti kalah dengan yang banyak, kita berusaha untuk menirukan sikap tingkah laku dan gaya bicara “orang normal” agar tidak kentara menjadi orang yang tidak normal egoisnya lagi kita tidak lagi mengingat orang orang yang tidak normal lainnya menunggu di rumah mengharapkan hasil dari kita, santai saja ketika kita masuk dalam kategori yang tidak normal toh kita tidak sendirian kok tinggal berdoa saja mudah mudahan suatu ketika yang normal berkurang dan kita menjadi normal.
Seharusnya memang terus pergi kembali dan pergi karena dengan begitu dapur ini akan terus mengebul, dengan asapnya yang putih membumbung tinggi memberitakan pada awan tentang kedatangannya dari jauh dan berasal dari beras yang dinanak dengan gembira dari seorang ibu nun jauh disana, dibawah sambil berdendang meniup api dengan menggebu, kalbu serasa memburu membayangkan bagaimana kalau kembali pergi nanti mendapati nasi putih mengepul dilantai dengan lauk pauk yang harum, seharum rambut panjangnya yang dikeramasi subuh tadi dengan shampo hitam.
Pasti menarik pasti mendapat pujian mukanya pasti tidak masam meski kebetulan sayur yang akan kita makan sayur asam, menarik menjadi lelaki yang betugas untuk pergi mencari rejeki, menarik ketika pergi dengan iringan doa dan harapan apalagi kalau ada suara kecil yang mengiringi, serasa berat kaki kiri mengikuti langkah kanannya, itu yang membikin pergi selalu bertambah keingin kembali.

Pergi saja untuk pergi karena sekembali dari pergi kita akan disambut dengan kerlingan setajam belati senyuman selebar daun pisang, beritakan saja yang terbaik dari perjalananmu, perjuanganmu dengan gembira dengan mata yang berbinar jadikan ringan sekali pekerjaanmu seharian, sebulan bahkan tahunan yang kamu lalui, pastikan mereka tidak sungkan mau mengajak kita untuk bermain main kecil sebelum tidur karena melihat gaya kita bercerita tidaklah terlalu capai tidaklah terlalu berat seperti yang mereka bayangkan, sederhanakan saja cerita kita dan bermainlah dengan mereka meski dengkur kita nanti yang akan menceritakan sebenarnya kejadian kita.
Sudah pagi mari sama sama kembali kita pergi untuk kembali....



Surabaya, 16 april 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar